SEO PSHT
Ilmusetiahati.com – Cikal bakal PSHT atau Setia Hati Terate adalah Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) atau Setia Hati Muda, perguruan pencak silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, asal Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, pada tahun 1922.
Beliau merupakan murid dari Ki Ngabehi Surodiwiryo, pendiri aliran pencak silat Setia Hati, yang berpusat di Desa Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
Desa Pilangbango pada era pemerintahan Kolonial Belanda merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Wungu, Madiun (sekarang Desa Pilangbango berubah status menjadi kelurahan, masuk wilayah Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun).
Pada awal perintisan, SH Muda atau SH PSC hanyalah berupa kelompok latihan pencak silat yang diikuti oleh sejumlah pemuda dan teman seperjuangan Ki Hadjar Hardjo Oetomo.
Baca Juga : Kronologi Penganiayaan Anggota PSHT Surakarta, Korban Sempat Ditanya KOE JJ OPO PUNJER
Berbekal ilmu pencak silat Setia Hati, ciptaan Ki Ngabehi Surodiwiryo saat beliau berguru di Setia Hati, beliau mengumpulkan pemuda setempat untuk digembleng ilmu pencak silat.
Dokumen yang dimiliki KRAT H. Tarmadji Boedi Harsono Adinagoro,SE, Ketua Umum Setia Hati Terate, menyebutkan, latihan pencak yang digelar Pak Hardjo Oetomo saat itu, secara implisit diformat sebagai ajang pembekalan (basis) pemuda untuk melawan penjajahan Belanda.
Jiwa patriotisme yang berada di dalam dada beliau tidak rela tanah air tercinta dijajah bangsa lain.
Demi memenuhi dharma bhakti kepada bumi pertiwi, setelah membuka tempat latihan di Pilangbango, beliau juga membuka tempat letihan pencak silat di daerah lain, seperti Loceret-Nganjuk, Pare-Kediri dan beberapa kota lain di Jawa Timur.
Baca Juga : Sejarah Pamter atau Paspamter PSHT
Kajian data hasil penelusuran yang besumber dari catatan pribadi (buku harian) yang ditulis sendiri oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, juga menyebutkan, beliau membuka latihan pencak silat dengan niat mulia.
Yakni, mengembangkan ilmu pencak SH ke masyarakat kecil (rakyat jelata) dan para pejuang perintis kemerdekaan.
PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT PSHT
Comments
Post a Comment